Langsung ke konten utama

Cara Membayar Fidyah Sembahyang, Puasa Dan Kifarat Sumpah Dengan Cara Taqlid Kepada Mazhab Imam Hanafi

1 waktu tinggal sembahyang fidiyahnya 1 sak, 1 sak menurut imam hanafi 2 bambu 3 kaha.
1 hari 1 malam 5 waktu sembahyang wajib + witir, karena witir menurut Mazhab Hanafi adalah Wajib,  berarti 1 hari 1 malam 6 waktu Sembahyang Wajib 6 x 2 bambu 3 kaha = 16 bambu 2 kaha.
1 bambu bila diuangkan = 15.000, 15.000x 16 + 7.500 = 247.500 dikali dengan satu bulan 247.500 x 30 = 7.425.000 dikali satu tahun 7.425.000 x 12 = 89.100.000 dikali dengan 50 tahun, 89.100.000 x 50 = 4.455.000.000.
Baru dikali dengan harga emas satu mayam berapa dan emas yang ada tersedia berapa, baru dilihat mencukupinya dengan harga emas 4.455.000.000, untuk berapa kali ditolak untuk satu-satu orang.
Fidiyah puasa untuk satu orang 1 bulan 30 sak, dikali dengan 50 tahun atau 50 bulan diuangkan dengan harga beras satu bambu 15.000 = 61.500.000.
( satu mud menurut mazhab imam syafi'ie 1, 1/2 kaha).
( 1 sak menurut imam syafi'ie 6 kaha = 1 sak = 4 mud).
Kifarat Sumpah memberi makan 10 orang Fakir Miskin,  tiap-tiap 1 orang setengah sak,  setengah sak menurut Mazhab Imam Hanafi 1 Bambu 1 kaha setengah.
1 bambu 1 kaha setengah dikali 10 hasilnya diuangkan dan dihitung dengan harga emas,  maka hasilnya dikira dengan emas yang ada,  maka berapa kali ditolak.
Demikianlah cara tolak fidiyah ini menurut taqlid kepada Imam Hanafi.
والله اعلم بالصواب

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan Jamak dengan Isim Jamak dan Isim Jenis Jam'i

1. Jamak adalah kata yang menunjukan kepada sekumpulan uhad (satu-persatu afrad atau unit) yang penunjukannya sebagaimana ‘athaf  satu-persatu mufrad kepada mufrad sebelumnya. Misalnya: ﺟﺎﺀ ﺭﺟﺎ ﻝ Rijaalun adalah jamak dari rajulun, Jadi kata rajulun adalah mufradnya, Maka maknanya sama dengan dikatakan : ﺟﺎﺀ ﺭﺟﻞ ﻭ ﺭﺟﻞ ﻭ ﺭﺟﻞ ﻭ ﺭﺟﻞ ﻭ ﺭﺟﻞ ...... ﺍﻟﺦ Dhamir yang digunakan untuk menunjuki Kalimat tersebut haruslah dhamir jamak, namun adakalanya Jamak Taksir berada pada Manzilah Taknis (taknis mufrad) seperti jamak taksir dari benda mati ataupun Isim Maknawi (ma’qul/ghairu mahsus). Tiada pula disifatkan kecuali dengan kata sifat berbentuk Jamak, dan tidak boleh dijadikan sebagai Tamyiz berdasarkan atas pendapat Shahih. Jamak pada memiliki bentuk atau wazan yang ma’ruf, serta memiliki mufrad dari sagi lafaz maupun makna. Namun adapula yang tidak memiliki mufrad namun berada dalam wazan jamak, misalnya wazan sighat muntahal jumu’. Jamak terbagi Tiga macam : Jamak Taksir Jamak Taksi...

Perbedaan Masdar dengan Isim Masdar dan Isim Dzat

Masdar adalah lafadh yang menunjukan makna huduts ( peristiwa ) tanpa disertai zaman serta memuat huruf fi'ilnya secara lafdhan. contoh : 'Alima - 'Ilman,  Qaatala - Qitaalan ( ﻋﻠﻢ ﻋﻠﻤﺎ  ﻗﺎﺗﻞ ﻗﺘﺎﻻ ) Isim Masdar adalah lafadh yang menunjukan makna huduts tanpa disertai zaman namun tidak memuat semua huruf fi' ilnya bahkan kadang dikurangi baik secara lafdhi maupun taqdiri tanpa ada ganti. Contoh : Kallama - Kalaaman, Tawaddhaa - Wudhuan ( ﺗﻮﺿﺄ ﻭﺿﻮﺃ ﻛﻠّﻢ ﻛﻼﻣﺎ ) jika ada lafadh yang tidak mempunyai makna huduts tetapi memuat semua huruf fi'ilnya maka di namakan isim dzat. Contoh : Kahala - Kuhlan ( calak ), Dahana - Duhnan ( minyak ) ( كحل  كحلا  دهن  دهنا)

Dalil Tahlil Hari ke 3, 7, 25, 40, Setahun dan Hari Keseribu Di Kerjakan oleh Umar dan Ulama-Ulama Salaf

Inilah Dalil tahlilan Jumlah Hari 3, 7, 25, 40, 100, (setahun) dan 1000 hari, dari kitab Ulama Ahlusunnah Wal Jama’ah ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﻭﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﻫﺪﻳﺔ ﺇﻟﻰﺍﻟﻤﻮتى ﻭﻗﺎﻝ ﻋﻤﺮ : ﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﺪﻓﻨﻰ ﺛﻮﺍﺑﻬﺎ ﺇﻟﻰ ﺛﻼﺛﺔ ﺃﻳﺎﻡ ﻭﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﻓﻰ ﺛﻼﺛﺔ ﺃﻳﺎﻡ ﻳﺒﻘﻰ ﺛﻮﺍﺑﻬﺎ ﺇﻟﻰ ﺳﺒﻌﺔ ﺃﻳﺎﻡ ﻭﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﺴﺎﺑﻊ ﻳﺒﻘﻰ ﺛﻮﺍﺑﻬﺎ ﺇﻟﻰ ﺧﻤﺲ ﻭﻋﺸﺮﻳﻦ ﻳﻮﻣﺎ ﻭﻣﻦ ﺍﻟﺨﻤﺲ ﻭﻋﺸﺮﻳﻦ ﺇﻟﻰ ﺃﺭﺑﻌﻴﻦ ﻳﻮﻣﺎ ﻭﻣﻦ ﺍﻷﺭﺑﻌﻴﻦ ﺇﻟﻰ ﻣﺎﺋﺔ ﻭﻣﻦ ﺍﻟﻤﺎﺋﺔ ﺇﻟﻰ ﺳﻨﺔ ﻭﻣﻦ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﺇﻟﻰ ﺃﻟﻒ ايام (الحاوي للفتاوي ,ج:۲,ص: ١٩٨ Artinya : Rasulullah saw bersabda: “Doa dan sedekah itu hadiah kepada mayit.” Berakata Umar : “ sedekah setelah kematian maka pahalanya sampai tiga hari dan sedekah dalam tiga hari akan tetap kekal pahalanya sampai tujuh hari, dan sedekah tujuh hari akan kekal pahalanya sampai 25 hari dan dari pahala 25 sampai 40 harinya akan kekal hingga 100 hari dan dari 100 hari akan sampai kepada satu tahun dan dari satu tahun sampailah kekalnya pahala itu hingga 1000 hari.” Referensi : (Al-Hawi lil Fatawi Juz II Hal 198)